Akibat dari tautan sejarah jama dahulu, khususnya dampak
dari penyebaran agama Hindu di pulau Lombok dan perluasan kerajaan Hindu ke
pulau Lombok menjadikan banyaknya peninggalan peninggalan dari Budaya Hindu
Bali yang sangat unik dan menarik untuk di kunjungi.
Salah satunya adalah Pura Lingsar, yang terletak di desa Lingsar Kecamatan Narmada Lombok Barat. Pura Lingsar merupakan salah satu pura tertua di pulau Lombok yang di bangun sekitar tahun 1714 oleh Raja Ketut karang Asem Singosari. Yang mana pembangunan lokasi ini memang di tujukan untuk menyatukan Budaya Hindu Bali yang di bawa sang Raja dengan Budaya setempat ( Lombok ).
Dengan cara membangun berdampingan dengan Kemalik Lingsar, yang merupakan tempat pemujaan suku pulau Lombok ‘Sasak’ pada saat itu. Di mana di lokasi pemujaan suku sasak ini terdapat sumber mata air yang di keramatkan oleh suku sasak yang di sebut dengan kemalik ( bahasa sasak dari kata maliq), karena di yakini oleh suku sasak sebagai tempat hilangnya seorang penyiar agama Islam Watu Telu yang bernama Raden Mas Sumilir dari kerajaan Medayin.
Salah satunya adalah Pura Lingsar, yang terletak di desa Lingsar Kecamatan Narmada Lombok Barat. Pura Lingsar merupakan salah satu pura tertua di pulau Lombok yang di bangun sekitar tahun 1714 oleh Raja Ketut karang Asem Singosari. Yang mana pembangunan lokasi ini memang di tujukan untuk menyatukan Budaya Hindu Bali yang di bawa sang Raja dengan Budaya setempat ( Lombok ).
Dengan cara membangun berdampingan dengan Kemalik Lingsar, yang merupakan tempat pemujaan suku pulau Lombok ‘Sasak’ pada saat itu. Di mana di lokasi pemujaan suku sasak ini terdapat sumber mata air yang di keramatkan oleh suku sasak yang di sebut dengan kemalik ( bahasa sasak dari kata maliq), karena di yakini oleh suku sasak sebagai tempat hilangnya seorang penyiar agama Islam Watu Telu yang bernama Raden Mas Sumilir dari kerajaan Medayin.
Dan kemudian bangunan yang di bangun Raja tersebut adalah
Pura Gaduh, Kompleks Kemaliq, dan kompleks pesiraman. Yang mana bangunan pura
Gaduh dan kemaliq di hubungkan dengan dua kori Agung. Di samping pembangunan
berupa bangunan bangunan yang di gunakan sebagai tempat persembahyangan dan
pertemuan, juga terdapat pancuran Siwaq, yaitu bangunan yang di peruntukan
sebagai tempat pemandian kaum pria yang di sebut dengan pancuran Siwaq atau
Sembilan pancuran, yang terdapat di dalam lokasi pemandian. Dan Pancuran Loji
yang di peruntukkan untuk kaum wanita yang terdiri dari dua pancuran.
Selanjutnya di bagian selatan kompleks taman kita dapat
menemukan indahnya kolam kembar yang di tumbuhi dengan pohon pohon bunga
Teratai beraneka warna yang mempunyai sebutan becingah dan di kelilingi dengan tembok batako. Kemudian pada sisi
sebelah selatan dan utara terdapat candi Bentar
dari batu bata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar